Melangkah
Pasti, Wujudkan Mimpi
Judul :Edensor
Nama Pengarang :Andrea Hirata
Kota Terbit :Bandung
Tebal Buku :20,5 cm
Penerbit :PT. Bentang Pustaka
Halaman Buku :xii + 290
halaman
Harga Buku :Rp44.500,00
Kode Buku :ISBN 978-979-1227-02-5
Edensor adalah Seorang Anak
Indonesia yang suka berpetualang dan mempunyai mimpi berkeliling dunia.
Ketika negeri ini tengah dilanda berbagai persoalan kebangsaan yang pelik,
hadirlah sebuah novel yang menggugah, yaitu Edensor, sebuah novel
petualangan yang mengajarkan semangat hidup.Edensor merupakan novel
ketiga dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea
Hirata. Edensor dalam penulisannya dibagi
dalam lima mozaik, di mana setiap mozaiknya memuat cerita yang
berbeda-beda. Namun secara umum Edensor banyak bercerita
tentang masa-masa SMA Ikal dan Arai, aktivitas setelah mereka lulus dari SMA,
aktivitas saat mereka kuliah di Prancis, dan pengalaman petualangan mereka
menaklukkan benua Eropa dan sebagian Afrika.
Ikal dan
Arai adalah dua saudara tidak sekandung. Arai diasuh oleh keluarga Ikal karena
ibu bapaknya meninggal. Keduanya menjadi saudara yang kompak, konyol, dan
nakal, namun cerdas. Keduanya selalu bersama baik ketika masih SMA maupun
setelah mereka bekerja di Jakarta. Saat kuliah keduanya berpisah. Ikal di
Jakarta dan Arai di Kalimantan. Keduanya bertemu kembali ketika tes beasiswa
di Jakarta dan akhirnya bersama-sama berangkat kuliah di luar
negeri.
Mozaik pertama bercerita tentang awal kelahiran Ikal. Konon saat melahirkan
Ikal, sang ibu sengaja mengulur-ulur waktu walaupun sakit sudah dirasakan.
Bahkan ibunya sampai membentak dukun beranak Mak Birah: “Coba kau tengok baik-baik jam
weker itu, Rah! Tunggu sampai jarum panjangnya lewat angka dua belas! Aku ingin
anak ini lahir tanggal 24 Oktober! Tidakkah kau dengar maklumat di radio?! 24
Oktober adalah hari berdirinya perserikatan bangsa-bangsa, PBB! Hari yang
penting. Aku ingin anak ini jadi juru pendamai seperti PBB!” (hal 16).
Mozaik kedua berisi tentang keberangkatan Ikal dan Arai ke Prancis dan
kerepotan mereka mencari asrama mahasiswa serta kekonyolan mereka “mengerjai”
petugas penghubung antara mahasiswa dari seluruh dunia yang belajar di Prancis
dengan Universitas Sorbonne. Petugas itu disuruh mengucapkan namanya sendiri
berulang-ulang. Tujuannya hanya satu, yaitu agar Ikal dan Arai dapat mendengar
sengau orang Prancis. Maurent Le Blanch menjadi Morong
LeBlang (hal 80-84). Ternyata sengau dapat menjadi identitas
seseorang.
Mozaik ketiga berkisah tentang aktivitas kuliah dan kehidupan Ikal dan Arai
di Prancis, tentang pergulatan Ikal dengan teori-teori ekonomi, dan tentang
“teman dalam cinta” Ikal bersama Katya. “Kami menikmati daya tarik turning
a friend into a lover, mengubah teman menjadi kekasih, ternyata proses itu
menyenangkan” (hal 127).
Mozaik
keempat bercerita tentang petualangan Ikal dan Arai dalam menaklukkan benua
Eropa-Afrika. Petualangan mereka diawali dengan cerita Ikal dan Arai yang terdampar di sebuah desa Rusia.
Sebagai orang yang sedari kecil telah lekat dengan kesusahan dan kehidupan yang
keras, tampaknya kesulitan dalam perjalanan menaklukkan Eropa dan Afrika justru
dianggap sebagai pengalaman yang tidak terlupakan. “Di Syzran nasib yang paling
sial menghadang. Kami ditangkap polisi karena dianggap mengganggu. Inspektur
yang mulutnya berbau Vodka itu marah. Ia menghantam perutku dengan popor
Kalashnikov. Arai melompat ingin melindungiku, kopral menghantam tengkuknya
dengan gagang pistol Glock. Ia tersungkur, wajahnya menabrak kaki meja” (hal
198-199). Perjuangan keduanya mengarungi Eropa sangat heroik dan dramatis.
Tanpa peta, kompas, dan uang sepeser pun mereka rela makan buah plum mentah
serta daunnya, atau melamar menjadi pemetik zaitun.
Mozaik kelima berkisah tentang akhir dari
petualangan Ikal dan Arai menaklukkan Eropa-Afrika. Ternyata petualangan
keduanya merupakan pertandingan yang telah disepakati sebelumnya dengan
teman-teman mereka. Semua peserta akan bertemu di Spanyol. Namun, sebelum ke
Spanyol, Ikal dan Arai sempat singgah di Sisilia, Tunisia, dan Zaire. “Aku dan
Arai telah menunggu lebih dari setengah jam di Kafe Nou CamP, bersebelahan
dengan official store Barcelona Football Club” (hal 270).
Tema dari novel tersebut adalah keberanian mimpi, kekuatan cinta yang mengubah
hidup, pencarian cinta dan diri sendiri dengan penaklukan-penaklukan yang gagah
berani.
Alur yang lebih sering digunakan adalah alur maju. Sebagian menggunakan
Alur Flashback, di mana tokoh mengingat masa lalunya, yaitu pada Mozaik (Bab)
2, 9, 26, 42, dan 44.
Amanat yang dapat dipetik dari kisah novel tersebut adalah suatu keyakinan
dan kemauan dapat menuntun kita untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang pernah
tersirat di benak kita, dan kekuatan cinta dapat mengubah hidup kita menjadi
lebih indah. Seperti kisah Ikal, anak yang awalnya nakal dan brutal dapat
berubah menjadi seseorang yang lebih baik. Kekuatan cintanya dapat menuntunnya
dalam menaklukkan daerah-daerah di benua Eropa dan Afrika.
Sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang pertama (penggunaan
kata ‘aku’ dan ‘kami’) dan sudut pandang orang ketiga tunggal dan jamak
(penggunaan kata ‘dia’ dan ‘meraka’ atau penyebutan nama secara langsung)
Waktu
terjadinya cerita adalah pada pagi hari,
siang hari, dan malam hari.
Tempat –
tempat terjadinya cerita adalah :
a) Laut (Pada Mozaik 1)
b) Rumah ( Pada Mozaik 2 – 8 )
c) Bandara ( Pada Mozaik 9-10 )
d) Tempat Kost ( Pada mozaik 11 )
e) Kantor Uni Eropa ( Pada Mozaik 12 )
f) Prancis ( Pada Mozaik 13-28, 42-43)
g) Daerah – daerah di Eropa (Pada Mozaik
29-37)
h) Austria (Pada Mozaik 38 )
i) Venesia (Pada Mozaik 39)
j) Milan (Pada Mozaik 40 )
k) Afrika (Pada Mozaik 41)
l) London (Pada Mozaik 44)
Tokoh-tokoh
dalam Novel Edensor adalah :
a) Ikal (Andrea) : Pekerja keras, pantang
menyerah
b) Arai : Pekerja keras,
baik hati, pantang
c) Weh : Pekerja keras
d) Ayah :
Bijaksana dan baik hati
e) Ibu :
Memiliki pendirian yang tetap
f) Taikong Hamim :
Pemarah dan tidak penyabar
g) A Ling (Njoo Xian Ling) :
Baik hati
h) Famke Somers :
Penolong, baik hati
i) Stansfield : Primordial
j) Townsend :
Pintar dan provokatif
k) Katya : Tenang dan baik
hati
l) MVRC Manooj :
Ceria
Penggunaan
gaya bahasa dalam novel Edensor adalah adanya penggunaan bahasa-bahasa asing.
Arai dan Ikal, 2 orang yang tidak
terpisahkan sejak kecil. Ikal yang waktu lahir di beri nama Aqil Barraq
Badruddin, diharap dapat membawa damai. Namun ternyata, nama itu tidak cocok
untuknya dan dia adalah anak yang terkenal nakal. Sehingga Ayahnya bermaksud
mengganti namanya. Ikal-lah yang menentukan namanya. Setelah dia membuka sebuah
majalah, dia menemukan nama ‘Andrea’. Ayah dan Ibunya pun akhirnya
menyetujuinya.
Tak lama setelah dia berganti nama, Ia bertempu dengan seorang gadis di
masa SMP, yaitu Njoo Xian Ling atau A Ling. Andrea (Ikal) merasa dia telah
jatuh cinta padanya. Sehingga setiap hal yang biasanya dianggap buruk olehnya
berubah menjadi hal yang lebih indah. Namun, orangtua Ikal mengira bahwa Ikal
berubah karena pergantian namanya. Padahal sebenarnya, Ikal menjadi anak baik
berkat A Ling.
Pada saat keluarga A Ling berduka,
mereka pindah. Ikal sangat terpukul. Hanya ada satu kenangan dari A Ling,
sebuah novel yang menggambarkan desa khayalan ‘Edensor’. Benda itu dijaganya,
meski sudah lusuh. Membaca novel lusuh itu menghibur hati Ikal.
Setelah tamat SMA, Arai dan Ikal mendapat beasiswa Uni Eropa untuk kuliah
di Universite de Paris di Sorbonne, Prancis. Di perantauan, Ikal merasakan sari
pati hidup. Mereka pun ingin menghabiskan liburan musim panas dengan hal yang
tidak terduga. Mereka ingin berkelana. Tak disangka, banyak yang ikut bertaruh.
Sehingga perjalanan diikuti oleh 4 kelompok.
1 kelompok wanita telah menemukan pujaan hatinya, dan tidak meneruskan
perjalanan dan 1 kelompok tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Tidak disangka,
demi menemukan A Ling, Arai dan Ikal telah menjelajahi Eropa, hingga ke Milan.
Di sudut Milan, Ikal menemukan pemilik nama Andrea yang dibacanya di majalah.
Dari hal itu, Ikal menemukan sepotong kecil mozaik hidupnya. Dia semangat
mencari A Ling. Hingga tempat terakhir yang dihuni oleh orang yang bernama A
Ling adalah Afrika. Mereka pun berhasil menjelajahi setengah Afrika dan menemui
setiap orang yang bernama Njoo Xian Ling. Namun tidak ditemukannya A Ling
pujaan hatinya.
Karena liburan musi panas berakhir, mereka terpaksa kembali ke Prancis.
Setelah mereka berbagi pengalaman, semua tak percaya bahwa Arai dan Ikal
berhasil menjelajahi Eropa hingga Afrika, tanpa mereka tahu, semua didasari
cinta. MVRC Manooj dan Gonzales yang kalah. Mereka pun harus menjalankan sanksi
yang dijanjikan.
Setelah itu, Arai dan Ikal kembali sibuk dengan tesisnya agar cepat lulus
dan kembali ke kampung halaman. Setelah beberapa waktu, kesibukan Ikal terpecah
saat Arai sakit. Arai harus kembali ke Indonesia. Ikal sangat sedih karena kini
dia sendiri. Dia pun terjun ke dalam tesisnya tanpa Arai di sisinya. Sayangnya, Dosen yang memegang
tesisnya , Profesor Turnbull harus pensiun dan kembali ke Sheffield, Inggris
dan bekerja di sana. Demi tesisnya, Ikal pindah ke Sheffield Hallam University.
Pada saat Ikal datang ke rumah Profesor Turnbull. Ternyata beliau dipanggil ke
kampus. Ikal harus menunggu selama 2 jam. Akhirnya, Ikal berkeliling Sheffield
dan akan kembali ke rumah Turnbull selama 2 jam. Ikal menaiki Bus desa yang
dipenuhi petani kumal yang hanya berdiam.
Tanpa terasa, sudah lebih sejam Ikal
berada di bus. Bus berjalan, Ikal semakin dekat dengan desa yang dipagari
tumpukan batu bulat hitam, rumah penduduk berselang-seling diantara jekarak
anggur. Ikal merasa kenal dengan gerbang desa berukir ayam jantan, dengan pohon
willow di pekarangannya, bangku-bangku batu dah jajaran bunga daffodil. Ikal
merasa masuk ke sebuah desa khayalan yang telah lama hidup dalam kalbunya. Ikal
meminta sopir berhenti dan ia turun. Ingatannya mengenai daerah ini selama
belasan tahun, tiba-tiba berada di depan matanya. Saat ia bertanya mengenai desa
itu kepada seorang ibu yang lewat, ibu itu menjawab ‘Ini EDENSOR’
a.
Kelebihan dari novel :
Mengandung makna mendalam dari setiap kisah hidup, jauh dari sifat
menggurui, kadang kala ngawur dengan sebagian tokoh yang lucu. Novel juga lebih
berkesan mendidik
b.
Kelemahan dari novel :
Judul Edensor kurang sesuai dengan cerita, karena maksud ‘Edensor’ terdapat
di akhir cerita. Dan sangat sedikit bayangan Edensor dalam novel karena dari
penulis lebih banyak menuliskan perjalanannya menaklukkan daerah-daerah
daripada penjelasan maupun cerita panjang mengenai Edensor
Ceritanya tidak membosankan.
Pembaca akan cepat-cepat menyelesaikanmembaca novel ini untuk kemudian
berpindah ke novel berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar